MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo - Hai teman Nursing Nurse, di Artikel ini yang berjudul MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik dan ringkas agar mudah di pahami untuk anda baca dan dapat di ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel resume buku, yang kami tulis ini dapat anda pahami dan bermanfaat. baiklah, selamat membaca.

Judul : MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo
link : MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

Baca juga


MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo



BAB 4
MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

A.   Pengertian Manajemen Kesehatan
Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuannya secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik Prosess pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut manajemen, sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut 'Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat'.
Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. "Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan."
Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh, terpadu yang terdiri dari berbagai elemen (sub-sistem) yang saling berhubungan dalam suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh sebab itu, kalau berbicara sistem pelayanan kesehatan adalah struktur atau gabungan dari sub-sistem dalam suatu unit atau' dalam suatu proses untuk mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif kuratif, promotif maupun rehabilitatif. Sehingga sistem pelayanan kesehatan ini dapat berbentuk Puskesmas, Rumah Sakit, Balkesmas, dan unit-unit atau organisasi-organisasi lain yang mengupayakan peningkat­an kesehatan.
fungsi-fungsi manajemen itu pada garisnya terdiri dari:
a.             Perencanaan (Planning)
b.            Pengorganisasian (Organizing)
c.             Penyusunan personalia (Staffing)
d.            Pengkoordinasian (Coordinating)
e.             Penyusunan anggaran (Budgeting)
B.   Perencanaan Kesehatan
Perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain:
a.       Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
b.      Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
c.       Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik.
Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah `Rencana' (plan). Perencaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain:
a)            Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
1)      Rencana jangka pendek (Long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun.
2)      Rencana jangka menengah (Medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun.
3)      Rencana jangka pendek (Short range planning), umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun.
b)            Dilihat dari tingkatannya
1)      Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.
2)      Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam meIaksanakan suatu program.
3)      Rencana harian (Day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin.
c)            Ditinjau dari ruang lingkupnya
1)      Rencana strategis (strategi planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencan.a ini sulit untuk diubah.
2)      Rencana taktis (tactical planning) salah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
3)      Rencana menyeluruh (comprehensive planning), ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.
4)      Rencana terintegrasi (integrated planning), ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain di luar kesehatan.
Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut di atas, namun praktiknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut.


1.            Proses Perencanaan
Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah-masalah baru, kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah, dan selanjutnya kembali ke siklus semula.
Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving), seperti digambarkan di atas. Secara terinci langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
a.      Indentifikasi Masalah
Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.
b.      Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga, dan teknologi, maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka harus dipilih masalah yang mana yang 'fleksible' untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni‑.
c.       Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
a)      Tujuan Umum
Adalah suatu tujuan masih bersifat umum, dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus, dan pada umumnya masih abstrak.
Contoh:
Meningkatkan status gizi anak balita di Kecamatan Cibadak.
b)      Tujuan Khusus
Adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan tercapai, apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai. Contoh: Apabila tujuan umum seperti contoh tersebut di atas dijabarkan ke dalam tujuan khusus menjadi sebagai berikut:
·         Meningkatnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak balita.
·         Meningkatnya jumlah anak balita yang ditimbang di Posyandu.
·         Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik dan sebagainya.
d.      Menetapkan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 tahap pokok, yakni:
·         Kegiatan pada tahap persiapan, yakni kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya: rapat-rapat koordinasi, perizinan dan sebagainya.
·         Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni kegiatan pokok program yang bersangkutan.
·         Kegiatan pada tahap penilaian yakni kegiatan untuk  mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.
e.       Menetapkan Sasaran (Target Group)
Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program yang direncanakan  tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni:
(a)    Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program. Misalnya kalau tujuan umumnya: meningkatkan status gizi anak balita seperti tersebut di atas, maka sasaran langsungnya adalah anak balita.
(b)   Sasaran tidak langsung, adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut, namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
Misalnya, seperti contoh di atas, anak balita sebagai sasaran langsung sedangkan ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita, khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat menentukan status gizi anak balita tersebut.
f.        Waktu
Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu, dan disajikan di dalam bentuk matriks, yang disebut 'Gant Chart'.
g.      Organisasi dan Staf
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organiHasi dan sekaligus staf atau personel yang akan melaksanak a ti kegiatan-kegiatan atau program tersebut. Di samping itu juga diuraikan tugas (jobdescription) masing-masing pelaksana tersebut. Hal ini penting karena masing-masing orang yang terlibat dalam program tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.


h.   Rencana Anggaran
Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini dikelompokkan menjadi:
a)      Biaya personalia
b)      Biaya operasional
c)      Biaya sarana dan fasilitas
d)     Biaya penilaian
i.        Rencana Evaluasi.
Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana, padahal hal ini sangat penting. Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.

C.   Pengorganisasian
Setelah perencanaan telah dilakukan atau telah selesai (menjadi rencana), maka selanjutnya harus dilakukan pengorganisasian. Yang dimaksud pengorganisasian adalah mengatur personal atau staf yang ada dalam institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana tersebut dapat berjalan dengan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai. Dengan kata lain pengorganisasian adalah pengkoordinasian kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan suatu institusi, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkanPengorganisasian mencakup beberapa unsur pokok, antara lain:
a.       Hal yang diorganisasikan ada 2 macam, yakni:
1)      Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada di dalam rencana sehingga mem bentuk satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan.
2)      Pengorganisasian tenaga pelaksanaanialah mencakup pengaturan hak dan wewenang setiap tenaga pelaksana sehingga semua kegiatan mempunyai penanggung jawabnya.
b.      Proses pengorganisasian ialah langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan tenaga pelaksana dapat berjalan sebaik-baiknya.
c.       Hasil pengorganisasian ialah terbentuknya wadah atau sering disebut 'struktur organisasi' yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksana.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengorga­nisasian adalah suatu proses yang menghasilkan (struktur organisasi). Struktur organisasi adalah visualisasi kegiatan dan pelaksana kegiatan (personel) dalam suatu institusi. Dilihat dari segi pembagian kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang, maka organisasi secara umum dibedakan atas 3 jenis, yakni:
1.            Organisasi Lini (Line Organization)
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksana­an. Peran pemimpin dalam hal ini sangat dominant di mana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini khususnya di dalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif, karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang  manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot, yang senantiasa, siap melaksanakan perintah.
2.            Organisasi Staf (Staff Organization)
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana Peran staf bukan sekadar pelaksana perintah pimpinan, namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan peinikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang perama, karena keputusan-keputusan dapat lebih baik, namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama, karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.
3.            Organisasi Lini dan Staf
Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (lini dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekadar pelaksana tugas, tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekadar memberi perintah atau nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut.
Keuntungan organisasi ini antara lain: keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang, dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf.
Dalam kehitupan sehari-hari, apabila unit kerja (departemen, perusahaan, dan sebagainya) akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur organisasi departemen. Di samping itu, unit-unit kerja tersebut dijabarkan ke dalam unit-unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (Dirjen, Direktorat, Bidang, Seksi, Devisi-devisi, dan sebagainya). Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada, sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru.
D.   Pengawasan dan Pengarahan
Pengawasan dan pengarahan adalah suatu proses untuk mengukur penampilan kegiatan atau pelaksanaan kegiatan suatu program yang selanjutnya memberikan pengarahan­ - pengarahan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik sekurang-kurangnya 3 hal yang diperhatikan, yakni:
1.            Objek Pengawasan
Yaitu hal-hal yang diawasi dalam pelaksanaan suatu rencana. Objek pengawasan ini banyak macamnya, tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokkan menjadi 4, yakni:
a)      Kuantitas dan kualitas program, yakni barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut. Untuk program kesehatan yang diawasi adalah pelayanan yang diberikan oleh unit kerja tersebut.
b)      Biaya program, dengan menggunakan 3 macam standar, yakni modal yang dipakai, pendapatan yang diperoleh, dan harga program. Dalam bidang kesehatan yang dijadikan ukuran pengawasan adalah pembiayaan kegiatan atau pelayanan, hasil yang diperoleh dari pelayanan dan keuntungan kegiatan atau pelayanan.
c)      Pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
d)     Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu penga.wasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus yang ditetapkan oleh pimpinan atau manajer.
2.            Metode Pengawasan
Tujuan pokok pengawasan bukanlah mencari kesalahan, namun yang lebih utama adalah mencari umpan balik (feedback) yang selanjutnya memberikan pengarahan dan perbaikan-perbaikan apabila kegiatan tidak berjalan dengan semestinya. Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai macam-macam, antara lain:
a)      Melalui kunjungan langsung atau observasi terhadap objek yang diawasi.
b)      Melalui analisis terhadap laporan-laporan yang masuk.
c)      Melalui pengumpulan data atau informasi yang khusus ditujukan terhadap objek-objek pengawasan.
d)     Melalui tugas dan tanggung jawabpara petugas khususnya para pimpinan. Artinya fungsi pengawasan itu secaraimplisit atau fungal pejabat (pimpinan) yang diberikan wewenang. Inilah: yang Hering disebut pengawasan melekat (Waskat).
3.            Proses Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses, yang berarti bahwa suatu pengawasan itu terdiri dari berbagai langkah, yakni:
1)      Menyusun rencana pengawasan. Sebelum melakukan pe­ngawasan terlebih dahulu harus disusun rencana pengawas­an yang antara lain mencakup: tujuan pengawasan; objek pengawasan, cara pengawasan, dan sebagainya.
2)      Pelaksanaan pengawasan: yaitu melakukan kegiatan pengawasan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
3)      Menginterpretasi .dan menganalisis hasil-hasil pengawasan. Hasil-hasil pengawasan yang antara lain berupa catatan - ­catatan dan dokumen-dokumen, foto-foto, hasil-hasil rekaman dan sebagainya diolah, diinterpretasi dan dinalisis.
4)      Menarik kesimpulan dan tindak lanjut. Dari hasil analisis tersebut kemudian disimpulkan, dan menyusun saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut pengawasan tersebut.
Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pengarahan (directing) diharapkan:
1.      Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya dengan pengarahan ini akan diperoleh kesamaan bahasa yang hams dilaksanakan oleh para pelaksana. Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para pelaksana.
2.      Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan, artinya dengan pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah oleh atasan yang langsung kepada bawahan, tidak akan terjadi mis komunikasi. Di samping itu pengarah­an yang langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
3.      Adanya umpan balik yang langsung: Pimpinan dengan cepat memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan.

E.   Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen (sub-sistem) di dalam suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi. Di dalam suatu sistem terdapat elemen-elemen atau bagian-bagian di mana di dalamnya juga membentuk suatu proses di dalam suatu kesatuan, maka disebut sub-sistem (bagian dari sistem). Selanjutnya sub-sistem tersebut juga terjadi suatu proses berfungai sebagai suatu kesatuan sendiri Sebagai bagian dari sub-sistem tersebut.
Sistem terbentuk dari elemen atau bagian yang saling  berhubungan dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu bagian atau sub-sistem tidak berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi bagian yang lain. Secara garis besarnya elemen-elemen dalam sistem itu adalah sebagai berikut:
a)      Masukan (Input):
Adalah sub-elemen-sub-elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem.
b)      Proses:
Ialah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilan sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
c)      Keluaran (out put), ialah hal yang dihasilkan oleh proses.
d)     Dampak (impact), akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.
e)      Umpan balik (feed back), juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut.
f)       Lingkungan (enviroment), ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.
Contoh: Di dalam pelayanan Puskesmas, yang menjadi in­put adalah: dokter, perawat, obat-obatan, fasilitas lain, dan sebagainya.Prosesnya adalah kegiatan pelayanan Puskesmas tersebut, out put-nya adalah pasien sembuh/tidak sembuh, jumlah ibu hamil yang dilayanani dan sebagainya, dampaknya adalah meningkatnya status kesehatan masyarakat. Sedangkan umpan balik pelayanan Puskesman antara lain keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan, sedangkan lingkungan adalah masyarakat dan instansi-instansi di luar Puskesmas tersebut.
Sistem pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Dalam buku ini hanya dibahas sistem pelayanan kesehatan masyarakat saja. Secant umum pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sub-sistem pelayanan kesehatan, yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).
F.          Sistem Rujukan
Kesehatan atau sehat-sakit adalah suatu yang kontinum dimulai dari sehat walafiat sampai dengan sakit parah. Kesehatan seseorang berada dalam bentang tersebut. Secara umum dapat dibagi dalam tiga tingkat, yakni: sakit. ringan (mild), saling sedang (moderate) dan sakit parah (severe). Dengan ada 3 gradasi penyakit ini maka menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Untuk penyakit ringantidak memerlukan pelayanan canggih. Namun sebaliknya, untuk penyakit yang sudah parah tidak cukup hanya dengan pelayanan yang sederhana saja, melainkan memerlukan pelayanan yang sangat spesifik.
Hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja, tetapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Di samping itu, rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi, tetapi juga dapat dilakukan di antara .fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat. Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi dua, yakni:
a)            Rujukan Medik
Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Di samping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi media), dan bahan-bahan pemeriksaan.
b)            Rujukan Kesehatan Masyarakat
Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.

G.  Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan -balik (feed back) terhadap porgram atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya monitoring dan evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh manatujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum. Monitoring adalah kegiatan untuk memantau proses atau jalannya suatu program atau kegiatan. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk menilai hasil suatu program atau kegiatan.
Evaluasi adalah membanding­kan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut kamus istilah manajemen evaluasi ialah suatu proses bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan di dalam suatu organisasi atau pekerjaan.
Dalam kegiatan evaluasi itu mencakup langkah-langkah, yaitu:
a.       Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
b.      Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan program yang akan dievaluasi.
c.       Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
d.      Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan evaluasi tersebut.
e.       Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, serta memberikan penjelasan-penjelasannya.
f.       Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program berikutnya,berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi  formatif dilakukan  untuk-men diag nosis suatu program, yang hasilnya digunakan untuk pengem­bangan atau perbaikan program. Biasanya formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktik evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.
Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal :
a.       Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas yang lain.
b.      Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya, meningkat­nya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.
c.       Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauhmana program ini mempunyak dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-pro­gram kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat. Misalnya, menurunnya angka kemati bayi (IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu, dan sebagainya.
Dalam program kesehatan masyarakat, di samping evaluasi juga dilakukan monitoring atau pemantauan program. Menitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, baik waktunya maupun jenis kegiatannya. Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi, tetapi hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan yang direncanakan dilakukan koreksi.


Itu tadi adalah MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

baik Sekianlah artikel MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel MANAJEMAN KESEHATAN MASYARAKAT Resume buku KesMas : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dengan alamat link https://nursingcyberku.blogspot.com/2013/04/manajeman-kesehatan-masyarakat-resume.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL UJI KOMPETENSI PERAWAT NERS / D3 2018

SOAL UJI KOMPETENSI PERAWAT NERS / D3 2018

JANGAN TERGESA GESA