Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen - Hai teman Nursing Nurse, di Artikel ini yang berjudul Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik dan ringkas agar mudah di pahami untuk anda baca dan dapat di ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kumpulan Askep, yang kami tulis ini dapat anda pahami dan bermanfaat. baiklah, selamat membaca.

Judul : Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen
link : Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Baca juga


Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen


 Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen


DEFINISI
       Traumaadalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera(Sjamsuhidayat, 1998).
      Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletakdiantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yangmenusuk
Trauma pada abdomen dapat di bagi menjadi dua jenis, yaitu :
A. Trauma penetrasi
1.     Luka tembak
2.    Luka tusuk
B.  Trauma non-penetrasi
1.     Kompres
2.    Hancur akibat kecelakaan
3.    Sabuk pengaman
4.    Cedera akselerasi
 Trauma pada dinding abdomen terdiri dari :
1.     Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non-penetrasi
Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinanterjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darahdapat menyerupai tumor.
2.    Laserasi, Jikaterdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus dieksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapatmenyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainanimonologi dan gangguan faal berbagai organ.

Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut  Suddarth &Brunner (2002) terdiri dari:
1.     Perforasi organ viseral intraperitoneum
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertaioleh bukti adanya cedera pada dinding abdomen.
2.    Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahlibedah.
3.    Cedera thorak abdomen
Setiap luka padathoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau sayap kanan dan hatiharus dieksplorasi (Sjamsuhidayat, 1998).

ETIOLOGI
        Menurut(Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada abdomen,umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraanbermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yangmenyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpullainnya.
Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembakyang menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak,trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuksedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen.
Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak,yaitu :
1.     Paksaan /benda tumpul
Merupakan traumaabdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tumpul pada abdomenbisa disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraanbermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresiatau sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
2.    Trauma tembus
Merupakan traumaabdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tembus pada abdomendisebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.

PATOFISIOLOGI
        Jikaterjadi trauma penetrasi atau non-pnetrasi kemungkinan terjadi pendarahan intraabdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yangdisertai penurunan hitung sel darah merah yang akhirnya gambaran klasik syokhemoragik. Bila suatu organ viseral mengalamiperforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritonium cepattampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyerispontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadiperitonitis umum.Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi danpeningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis. Biasanya tanda-tandaperitonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanyatanda-tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk ronggaabdomen, maka operasi harus dilakukan (Mansjoer, 2001).

MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dangejala trauma abdomen, yaitu :
1.     Nyeri
Nyeridapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul dibagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
2.    Darah dan cairan
Adanya penumpukan darah atau cairandirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.
3.    Cairan atau udara dibawah diafragma
Nyeridisebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisirekumben.
4.    Mual dan muntah
5.    Penurunan kesadaran (malaise, letargi,gelisah)
Yangdisebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.  Pemeriksaan diagnostik
1.     Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
2.   Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-linedata bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula denganpemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpaterdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinanruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanyatrauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkankemungkinan trauma pada hepar.
3.    Plain abdomen foto tegak
Memperlihatkan udara bebas dalam ronggaperitoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum, corpus alineum danperubahan gambaran usus.
4.    Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada salurankemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkanadanya trauma pada saluran urogenital.
5.    VP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanyadimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
6.    Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
Dapat membantu menemukan adanya darah ataucairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL inihanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).
1.     Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagaiberikut :
o   Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkansebabnya
o   Trauma pada bagian bawah dari dada
o   Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasanyang jelas
o   Pasien cedera abdominal dengan gangguankesadaran (obat, alkohol, cedera otak)
o   Pasien cedera abdominal dan cedera medulaspinalis (sumsum tulang belakang)
o   Patah tulang pelvis
2.    Kontra indikasi relatif melakukan DPLadalah sebagai berikut :
o   Hamil
o   Pernah operasi abdominal
o   Operator tidak berpengalaman
o   Bila hasilnya tidak akan merubahpenatalaksanaan
7.    Ultrasonografi dan CT Scan
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderitayang belum dioperasi dan disangsikan adanya trauma pada hepar danretroperitoneum.
B.  Pemeriksaan khusus
1.     Abdomonal Paracentesis
Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangatberguna untuk menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga peritoneumsetelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit, merupakanindikasi untuk laparotomi.
2.    Pemeriksaan Laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untukmengetahui langsung sumber penyebabnya.
3.   Bila dijumpai perdarahan dananus perlu dilakukan rekto-sigmoidoskopi.
C.  Penatalaksanaan Medis
1.     Abdominal paracentesis
Menentukan adanya perdarahan dalam ronggaperitonium, merupakan indikasi untuk laparotomi.
2.    Pemeriksaan laparoskopi
Mengetahui secara langsung penyebab abdomenakut.
3.    Pemasangan NGT
Memeriksa cairan yang keluar dari lambung padatrauma abdomen.
4.    Pemberian antibiotik
Mencegahinfeksi.
5.    Laparotomi

PENANGANAN PRE HOSPITAL DAN HOSPITAL
A.  Pre Hospital
Pengkajian yang dilakukan untuk menentukanmasalah yang mengancam nyawa, harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi dilokasi kejadian. Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah ditemukan lukatikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awaldilakukan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, makasegera buka dan bersihkan jalan napas.
1.    Airway
Dengan kontrol tulang belakang. Membukajalan napas menggunakan
teknik ‘head tilt chin lift’ atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu,periksa adakah benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan napas.Muntahan, makanan, darah atau benda asing lainnya.
2.   Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksapernapasan dengan menggunakan cara ‘lihat-dengar-rasakan’ tidak lebih dari 10detik untuk memastikan apakah ada napas atau tidak. Selanjutnya lakukanpemeriksaan status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat tidaknyapernapasan).
3.   Circulation
Dengan kontrol perdarahan hebat. Jikapernapasan korban tersengal-sengal dan tidak adekuat, maka bantuan napas dapatdilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi jantungparu segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30 : 2 (30kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas).
Penanganan awal trauma non- penetrasi(trauma tumpul)
1.     Stop makanan dan minuman
2.    Imobilisasi
3.    Kirim kerumah sakit.
Penetrasi (trauma tajam)
1.     Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan(pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh dicabut kecuali dengan adanya timmedis.
2.    Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukupdengan melilitkan dengan kain kassa pada daerah antara pisau untuk memfiksasipisau sehingga tidak memperparah luka.
3.    Bila ada usus atau organ lain yang keluar,maka organ tersebut tidak dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudianorgan yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verbansteril.
4.    Imobilisasi pasien.
5.    Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
6.    Apabila ada luka terbuka lainnya maka balutluka dengan menekang.
7.    Kirim ke rumahsakit.     
B.   Hospital
1.     Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembusdinding abdomen, seorang ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanyasecara lokal untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila adaluka masuk dan luka keluar yang berdekatan.
a.    Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto rontgen torak tegak berguna untukmenyingkirkan kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menemukan adanyaudara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur (supine) untukmenentukan jalan peluru atau adanya udara retroperitoneum.
b.   IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning
Ini di lakukan untuk mengetauhi jeniscedera ginjal yang ada.
c.    Uretrografi.
Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
d.    Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung kencing,contohnya pada :
o  fraktur pelvis
o   traumanon-penetrasi
2.    Penanganan pada trauma benda tumpul dirumah sakit :
a.    Pengambilan contoh darah dan urine
Darah di ambil dari salah satu venapermukaan untuk pemeriksaan laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaanlaboratorium khusus seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa,amilase.
b.   Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral,toraks anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang harus di lakukan padapenderita dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udaraekstraluminal di retroperitoneum atau udara bebas di bawah diafragma, yangkeduanya memerlukan laparotomi segera.
c.    Study kontras urologi dan gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerahduodenum, kolon ascendens atau decendens dan dubur (Hudak & Gallo, 2001).
            
         PATHWAY
Trauma
(kecelakaan)
Penetrasi& Non-Penetrasi
Terjadiperforasi lapisan abdomen
(kontusio,laserasi, jejas, hematom)
Menekansaraf peritonitis
Terjadiperdarahan jar.lunak dan rongga abdomen     Nyeri
Motilitasusus
                            Disfungsi usus     Resiko infeksi
Refluks usus output cairan berlebih
                          
                           Gangguan cairan        Nutrisi kurang dari
                                     dan eloktrolit          kebutuhan tubuh
                                   Kelemahan fisik
                                 
    Gangguan mobilitasfisik
                             (Sumber : Mansjoer,2001)

ASUHAN KEPERAWATAN
A.  PENGKAJIAN
Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harusdilakukan dengan singkat tetapi menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.
Pengkajian data dasar menurut Doenges (2000), adalah :
1.     Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala,nyeri, mulas
Data Obyektif : Perubahan kesadaran,masalah dalam keseimbangan cedera (trauma).
2.    Sirkulasi
     DataObyektif : Kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas(hipoventilasi,hiperventilasi, dll).
3.    Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkahlaku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi.
4.    Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandungkemih/usus atau mengalami gangguan fungsi.
5.    Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, danmengalami perubahan selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen
6.    Neurosensori
                         Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara,vertigo
         Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan statusmental, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh
7.    Nyeri dan kenyamanan
DataSubyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda,biasanya lama.
Data Obyektif : Wajah meringis,gelisah, merintih.
8.    Pernafasan
DataSubyektif : Perubahan pola nafas
9.    Keamanan
             Data Subyektif : Trauma baru /trauma karena kecelakaan.
             Data Obyektif : Dislokasigangguan kognitif, gangguan rentang gerak.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Volume cairan dan elektrolitberhubungan dengan perdarahan
Tujuan : Terjadi keseimbangan volume cairan.
              Intervensi     :
 1.     Kaji tanda-tanda vital
                    R/untuk mengidentifikasi defisit volume cairan
 2.    Pantau cairan parenteral dengan elektrolit,antibiotik dan vitamin
                    R/mengidentifikasi keadaan perdarahan
 3.    Kaji tetesan infus
                    R/awasi tetesan untuk mengidentifikasi kebutuhan cairan.
 4.    Kolaborasi : Berikan cairan parenteralsesuai indikasi.
                    R/ cara parenteral membantu memenuhikebutuhan nuitrisi tubuh.
 5.    Tranfusi darah
                   R/ menggantikan darah yang keluar.

Nyeri berhubungan dengan adanya traumaabdomen atau luka penetrasi abdomen.Tujuan : Nyeriteratasi
              Intervensi :
1.     Kaji karakteristik nyeri
                   R/ mengetahui tingkat nyeri klien.
2.    Beri posisi semi fowler.
                   R/ mengurngi kontraksi abdomen
3.    Anjurkan tehnik manajemen nyeri sepertidistraksi
                   R/ membantu mengurangi rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian
4.    Kolaborasi pemberian analgetik sesuaiindikasi.
                   R/ analgetik membantu mengurangi rasanyeri.
5.    Managemant lingkungan yang nyaman
                 R/ lingkungan yang nyaman dapat memberikanrasa nyaman klien



Resiko infeksi berhubungan dengan tindakanpembedahan, tidak adekuatnya pertahanan tubuh.
          Tujuan :Tidak terjadi infeksi
          Intervensi :
1.     Kaji tanda-tanda infeksi
             R/ mengidentifikasi adanya resiko infeksi lebih dini.
2.    Kaji keadaan luka
                       R/ keadaan luka yang diketahui lebih awal dapat mengurangi resiko infeksi.
3.    Kaji tanda-tanda vital
                       R/ suhu tubuh naik dapat di indikasikan adanya proses infeksi.
4.    Perawatan luka dengan prinsip sterilisasi
                       R/ teknik aseptik dapat menurunkan resiko infeksi nosokomial
5.    Kolaborasi pemberian antibiotik
     R/ antibiotikmencegah adanya infeksi bakteri dari luar

Ansietas berhubungan dengan krisis situasidan perubahan status kesehatan
Tujuan : Ansietas teratasi
                  Intervensi :
1.    Kaji perilaku koping baru dan anjurkanpenggunaan ketrampilan yang berhasil pada waktu lalu
R/koping yang baik akan mengurangi ansietas klien.
2.    Dorong dan sediakan waktu untukmengungkapkan ansietas dan rasa takut dan berikan penanganan
R/mengetahui ansietas, rasa takut klien bisa mengidentifikasi masalah dan untukmemberikan penjelasan kepada klien.
3.    Jelaskan prosedur dan tindakan dan beripenguatan penjelasan mengenai penyakit
R/apabila klien tahu tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, klienmengerti dan diharapkan ansietas berkurang
4.    Pertahankan lingkungan yang tenang dantanpa stres
R/ lingkungan yang nyaman dapat membuat klien nyaman dalam menghadapi situasi
5.    Dorong dan dukungan orang terdekat
R/memotifasi klien

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengankelemahan fisik
Tujuan : Dapat bergerak bebas
Intervensi     :
1.     Kaji kemampuan pasien untuk bergerak
R/identifikasi kemampuan klien dalam mobilisasi
2.    Dekatkan peralatan yang dibutuhkan pasien
R/meminimalisir pergerakan kien
3.    Berikan latihan gerak aktif pasif
R/melatih otot-otot klien
4.    Bantu kebutuhan pasien
R/ membantu dalam mengatasi kebutuhan dasarklien
5.    Kolaborasi dengan ahli fisioterapi.
R/terapi fisioterapi dapat memulihkan kondisi klien

DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah.Jakarta : EGC
Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan danPendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC
Mansjoer,Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI : Jakarta
Hudak& Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC
Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
http://www.primarytraumacare.org/ptcmam/training/ppd/ptc_indo.pdf/10,17,2009,13.10am


ASUHANKEPERAWATAN
PADA Tn. T DENGAN TRAUMATUMPUL ABDOMEN
DI RUANG BEDAH MINORRUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGKAJIAN
1.    Identitas Klien
     Nama                                      :  Tn. T
     Umur                                      :  65 tahun
    Pendidikan                             :  SD
     Pekerjaan                                : Wiraswasta
     Agama                                    :  Islam
     Alamat                                    :  Tepurejo RT 3/2 Sumber Banjarsari Surakarta
     Tangga&JamPengkajian         : 15 Oktober 2009
2.    Identitas PenanggungJawab
Nama                                      :  Tn. W
Umur                                      :  41 tahun
Alamat                                    : Sumber Banjarsari Surakarta
Hubungandengan klien          :  Anak

3.     Riwayat Penyakit
a.      Keluhan Utama
     Sakit pada perut sebelah kanan.
b.      Riwayat Penyakit Sekarang
      ± 2 jam yang lalusebelum masuk rumah sakit, ketika sedang mengendarai sepeda motor, klienmengalami kecelakaan. Sepeda motor klien menabrak truk yang ada di depannya.Klien terjatuh dengan posisi dada dan perut kanan membentur aspal. Setelahkejadian, klien masih bisa pulang sendiri dengan mengendarai sepeda motornya.Tapi setelah beberapa saat di rumah, klien merasa perut sebelah kanan ampegsampai punggung dan terasa sesak nafas. Oleh keluarga di antar ke IGD RumahSakit Dr. Moewardi Surakarta.
c.      Riwayat Keluarga
    Keluarga dan klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderitapenyakit serupa.
4.     Primary Survay
a.      Airway
     Bebas,tidak ada sumbatan, tidak ada secret
b.      Breathing
      Klienbernafas secara spontan. Klien menggunakan O22 l/menit
      R :26x/menit, pernafasan reguler
c.      Circulasi
      TD :120/80 mmHg
      N   :  88x/menit
       Capillaryreffil : < 2 detik
d.      Disability
      GCS : E4M5V6
      Kesadaran: Compos Mentis
e.      Exposure
      Terdapatluka lecet ,jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
5.    SecondarySurvay
a.      AMPLE
o   Alergi:
    Kliendan keluarga mengatakan klien tidak memiliki alergi, baik makanan ataupunobat-obatan.
o   Medicasi:
    Klien mengatakan sebelummasuk rumah sakit tidak mengkonsumsi obat apapun.
o   Pastillnes:
    Klien sebelumnya pernahdi rawat di RS Dr. Moewardi Surakarta dengan penyakit paru-paru.
o   Lastmeal:
   Klien mengatakan sebelumkecelakaan, klien hanya minum segelas teh.
o   Environment
    Klien tinggal di daerahyang padat penduduknya.
b.     PemeriksaanHead To Toe
o   Kepala
    Bentuk simetris, rambutdan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala dapat digerakkan kesegala arah,pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung simetristidak ada secret.
o   Leher
    Tidak ada kaku kuduk
o   Paru
   Inspeksi       : bentuk simetris, gerakanantara kanan dan kiri sama
   Palpasi         : fremitus vokalkanan dan kiri sama
    Perkusi        :sonor
   Auskultasi    : vesikuler
o    Abdomen
   Inspeksi       : terdapat jejas dan hematomapada abdomen sebelah kanan
   Auskultasi    : peristaltik usus 7x/menit
   Palpasi         : tidak adapembesaran hati
   Perkusi         : pekak
o     Ekstremitas
    Ekstermitas atas danbawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot ektermitas atas danbawah dalam batas normal.
6.    PemeriksaanPenunjang
    Hasil laboratoriumtanggal 15 -10-2009
   Hemoglobin            : 14,5 g/dl           (n :14-17,5 g/dl)
   Eritrosit                   : 5,05 106/ul        (n : 4,5-5,9106/ul)
   Leukosit                  : 12,1 103/ul        (n :4,0-11,3 103/ul)
   Hematokrit              :43,8%              (n : 40-52%)
    Trombosit                : 204
    Goldarah                : O
   HBSAG                  : -

ANALISA DATA
No
Data (Sign & Symptom)
Etiologi
Problem
1.
DS :
Klien mengatakan sesak nafas
Klien mengatakan perut sebelah kanan terasa ampeg
DO :
Klien gelisah
R : 26x/menit
Penurunan ekspansi paru
Pola nafas tidak efektif
2.
DS :
Klien mengatakan perut sebelah kanan sakit
P  : bila bergerak dan bernafas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S  : 7
T  : hilang timbul
DO :
Klien tampak mengerang-erang menahan sakit.
Terdapat luka lecet dan jejas pada abdomen sebelah kanan
Trauma abdomen
Nyeri akut
3.
DS  : -
DO :
Terdapat luka lecet pada perut kanan
Terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
Hb : 14,5 g/dl
Leukosit : 12,1 103/ul
Luka non-penetrasi abdomen
Resiko infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Polanafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2.      Nyeriakut berhubungan dengan trauma abdomen.
3.      Resikoinfeksi berhubungan dengan luka non-penetrasi abdomen.
                  
NURSING CARE PLAN
No Dx
Tujuan/Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit, pola nafas efektif
Dengan KH :
Klien mengatakan sesak nafas berkurang
Klien rileks
Pernafasan normal : 20-24 x/ menit
Kaji pola nafas
Kaji tanda vital
Posisikan klien semi fowler
Beri oksigen sesuai indikasi
Untuk menentukan intervensi yang tepat
Mengetahui perkembangan klien
Mengurangi sesak nafas
Mengurangi sesak nafas
2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x10 menit, nyeri teratasi
Dengan KH :
Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
Klien tenang tidak mengerang-erang kesakitan
Skala nyeri 1-3
Kaji intensitas nyeri
Jelaskan penyebab nyeri
Beri posisi nyaman
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi pemberian analgetik
Untuk menentukan intervensi yang tepat.
Untuk menenangkan klien dan keluarga.
Meningkatkan kenyamanan klien. Mengurangi ketegangan otot sehingga mengurangi nyeri.
Analgetik berfungsi menghilangkan nyeri
3.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x20 menit, tidak terjadi infeksi
Dengan KH :
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak ada perdarahan
Suhu tubuh normal : 36-37
Pasang kateter
Pasang NGT
Pasang trail pada tempat tidur klien
Ajurkan keluarga untuk menemani klien
Monitor hasil laboratorium terutama Hb
Kolaborasi pemberian antibiotik
Untuk mengurangi aktivitas klien.
Untuk mengetahui adanya perdarahan dalam.
Menurunkan resiko cidera.
Memenuhi kebutuhan klien.
Mengetahui perkembangan klien
Mencegah infeksi

CATATAN PERAWATAN DAN PERKEMBANGAN
No Dx
Tgl&Jam
Implementasi
Evaluasi
TTD
1.
15 Okt 09
11.10
Mengkaji pola nafas klien
Memposisikan klien semi fowler
Memberikan nasal kanul 2L/menit
S  :
klien mengatakan sesak nafas berkurang
klien mengatkan lebih nyaman
R  : 24x/menit
A  : masalah teratasi
P  : intervensi dihentikan
Rima
2.
11.25
Mengkaji tingkat nyeri
Memberikan injeksi ketorolak 2ml
 Mengajarkan nafas dalam bila nyeri timbul
S :
klien mengatakan nyeri sedikit berkurang
O :
klien masih gelisah
klien masih tampak merintih kesakitan
A :
masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi di bangsal
Rima
3.
11.45
Memasang kateter
Memasang NGT
Mengambil sample darah
Memasang trail tempat tidur
Memonitor NGT
Memberikan injeksi cefotaxim 1g
S   : -
O :
urine jernih tidak ada perdarahan.
Volume urine 200cc
Keluaran NGT cairan bersih
Hb : 14,5 g/dl
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
 lanjutkan intervensi di bangsal
Rima




Itu tadi adalah Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

baik Sekianlah artikel Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen dengan alamat link https://nursingcyberku.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-trauma-tumpul-abdomen.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL UJI KOMPETENSI PERAWAT NERS / D3 2018

SOAL UJI KOMPETENSI PERAWAT NERS / D3 2018

LAPORAN EVALUASI CUCI TANGAN MASALDI TK YAYASAN RAHMAT INDAH JAYA KECAMATAN NATARKABUPATEN LAMPUNG SELATAN2014